Friday, April 27, 2012

tomcat mewabah desa-desa


Semakin maraknya serangan serangga tomcat di Surabaya dan juga Jawa Timur membuat Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jatim meminta warga menghentikan perburuan tokek liar.
   
Ini karena tokek merupakan salah satu predator pemakan tomcat. Semakin banyaknya populasi tomcat salah satunya dianggap karena jumlah populasi tokek yang semakin sedikit.

"Selain rusaknya habitat, serangan tomcat juga karena perubahan rantai makanan di alam," kata Manager Program Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jatim, Indra Harsaputra menjawab Surya, Kamis (22/3/2012).    

Hingga saat ini, lanjut dia, tidak ada data resmi soal populasi tokek (Gekko gecko) di Indonesia. Namun berdasarkan data dari Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo menyebutkan kuota tokek hasil tangkapan di alam secara nasional 50.000 ekor.

Indra mengatakan dari jumlah itu kuota terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB) 10.000 ekor. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat masing-masing 6.000 ekor, sisanya dibagi untuk beberapa daerah.

"Di Probolinggo misalnya, satu penangkar tokek mampu menangkap 1.500 hingga 1.600 ekor per empat harinya. Jumlah penangkar tokek disana jumlahnya puluhan, " katanya.

Untuk mengatasi serangan serangga tomcat, Komisi D DPRD Surabaya (bidang Kesra), saat ini tengah melakukan hearing dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, guna meminta keterangan tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk menanggulangi serangan tomcat ini.
"Salah satu penyebab maraknya tomcat ini memang karena jumlah tokek selaku predator pemakan tomcat, sudah berkurang," ujar Samsul Arifin, Kadis Pertanian Surabaya.

No comments: