Monday, April 30, 2012

aburizal bakrie bahaya jika jadi presiden


JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris, menyatakan cara Partai Golkar menjadikan Rapimnassus sebagai wadah pengukuhan ketua umum Aburizal Bakrie atau Ical sebagai calon presiden Pemilu 2014 menunjukkan kepemimpinan Ical yang oligarki.
Menurut Syamsudin, seharusnya Golkar di bawah kepemimpinan Ical menyepakati dahulu mekanisme pemilihan capresnya, seperti survei. Golkar tidak semestinya memutuskan pengukuhan Ical sebagai capres berdasarkan dorongan sekelompok kecil yang berkuasa.
"Semestinya yang pokok itu mekanisme internal melalui pencalonan. Dan sampai hari ini, itu belum jelas. Itulah yang saya sebut oligarki yang berkembang di parpol. Pimpinan parpol yang oligarkis tidak layak untuk jadi capres. Ini untuk semua, bukan hanya Golkar," kata Syamsudin Haris, di Gedung DPR, Jakarta, Senin ( 30/4/2012 ).
Menurut Syamsudin, cara seperti ini sangat berbahaya jika Ical terpilih menjadi presiden.
"Oligarki, artinya memutuskan sesuatu atas dasar kelompok kecil yang berkuasa. Ini sangat berbahaya jika menjadi pemimpin bangsa," kata dia.
Syamsudin mengaku khawatir jika hasil survei sebenarnya bukan menempatkan Ical sebagai posisi pertama. "Bisa jadi nanti hasil surveinya tidak diumumkan atau dimanipulasi hasilnya. Ini memang tantangan serius untuk Golkar," ujarnya.
Kalau pun nanti Golkar menjadikan Ical sebagai capres Pemilu 2014, Syamsudin mempertanyakan "jualan kampanye"-nya. "Lapindo saja belum selesai," ujarnya.
Dalam kacamata Syamsudin, sikap DPP Partai Golkar yang bersikukuh ingin memajukan Ical sebagai capres berpotensial menimbulkan konflik internal, khusus di elit partai Pohon Beringin tersebut.
<

No comments: