Jenazah Praja IPDN Yudhi Wardhana Siregar yang dikabarkan meninggal
dunia karena sakit, akhirnya dimakamkan Jumat (25/5/2012) sekitar pukul
22.00 WIB di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Ratusan pelayat mengantar ke
pemakaman.
Pemakaman berlangsung di Taman Pemakaman Umum tidak jauh dari duka di Jl. Pimpinan, Medan. Pihak keluarga terlihat berduka dan tak kuasa menahan tangis saat jenazah Yudhi dimasukkan ke liang lahat.
Jenazah Yudhi tiba di Bandara Polonia Medan dengan pesawat Lion Air dari Jakarta pada Jumat malam, sekitar pukul 19.30. Seterusnya dibawa ke rumah duka di kawasan Jl. Pimpinan, Gang Tegas, No 18 A, Medan.
Saat jenazah tiba, jerit histeris keluarga terdengar dari dalam rumah duka. Ibu almarhum, Arbet Tanjung, langsung memeluk jemazah anaknya. Pihak keluarga secara bergantian mendapat kesempatan melihat jenazah Yudhi hanya sekitar 1 jam.
Tanpa menunggu lama, keluarga kemudian membawa jenazah ke mesjid di dekat rumah untuk disalatkan. Kemudian jenazah Yudhi dibawa keperistirahatan terakhir di pemakaman muslim, tak jauh dari rumah duka.
Isak tangis terus mewarnai saat jenazah Yudhi secara perlahan dimasukkan ke liang lahat. Kesedihan keluarga makin terasa saat jasad Yudhi ditimbun tanah merah yang masih basah akibat diguyur hujan sejak sore.
Teman almarhum yang ikut dalam prosesi pemakaman, Agus Riadi mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang supel dan pintar bermain bola.
"Dulu almarhum paling suka sebagai bek kalau main bola. Orangnya mudah bergaul walau sedikit pendiam," kenang Agus.
Yudhi menghembuskan nafas terkahir di Rumah Sakit Islam Bandung, Kamis (24/5/2012). Pihak keluarga mendapat kabar, Yudhi menderita penyakit ginjal dan sempat mendapat perawatan selama sepekan lebih.
Pemakaman berlangsung di Taman Pemakaman Umum tidak jauh dari duka di Jl. Pimpinan, Medan. Pihak keluarga terlihat berduka dan tak kuasa menahan tangis saat jenazah Yudhi dimasukkan ke liang lahat.
Jenazah Yudhi tiba di Bandara Polonia Medan dengan pesawat Lion Air dari Jakarta pada Jumat malam, sekitar pukul 19.30. Seterusnya dibawa ke rumah duka di kawasan Jl. Pimpinan, Gang Tegas, No 18 A, Medan.
Saat jenazah tiba, jerit histeris keluarga terdengar dari dalam rumah duka. Ibu almarhum, Arbet Tanjung, langsung memeluk jemazah anaknya. Pihak keluarga secara bergantian mendapat kesempatan melihat jenazah Yudhi hanya sekitar 1 jam.
Tanpa menunggu lama, keluarga kemudian membawa jenazah ke mesjid di dekat rumah untuk disalatkan. Kemudian jenazah Yudhi dibawa keperistirahatan terakhir di pemakaman muslim, tak jauh dari rumah duka.
Isak tangis terus mewarnai saat jenazah Yudhi secara perlahan dimasukkan ke liang lahat. Kesedihan keluarga makin terasa saat jasad Yudhi ditimbun tanah merah yang masih basah akibat diguyur hujan sejak sore.
Teman almarhum yang ikut dalam prosesi pemakaman, Agus Riadi mengatakan, almarhum dikenal sebagai sosok yang supel dan pintar bermain bola.
"Dulu almarhum paling suka sebagai bek kalau main bola. Orangnya mudah bergaul walau sedikit pendiam," kenang Agus.
Yudhi menghembuskan nafas terkahir di Rumah Sakit Islam Bandung, Kamis (24/5/2012). Pihak keluarga mendapat kabar, Yudhi menderita penyakit ginjal dan sempat mendapat perawatan selama sepekan lebih.
No comments:
Post a Comment